handry-anne
Tempat curhat dan karya
Total Tayangan Halaman
Selasa, 07 Juli 2020
PNS (Part 3 - Tamat)
PNS (Part 2)
PNS (part 1)
Selasa, 15 Desember 2015
RAMUAN TRADISIONAL PENYUBUR KANDUNGAN
Anak adalah Anugerah dari Tuhan yang sangat didambakan bagi yang sudah berkeluarga. Pun demikian dengan saya. 5 tahun sudah membina rumah tangga, namun tanda-tanda kehadiran buah hati belum kunjung tiba. Berbagai cara telah kami tempuh, mulai dari dokter spesialis kandungan sampai dengan dukun beranak, mulai obat yang harganya berjuta2 sampai air putih yang telah ditiup do'a2, namun belum berhasil. Sampai pada akhirnya dua bulan yang lalu Ibu saya memberikan resep sederhana yang kemudian saya coba bersama suami, dan Alhamdulillah akhirnya tanda garis dua pada tes pack pun muncul.
Memang tiap orang berbeda kasus, berbeda pula jalan yang ditempuh. Saya sudah pernah mencoba minum air rebusan kacang hijau yang didih pertama selama 3 bulan berturut2, namun cara yang berhasil pada teman saya, justru gagal bereaksi terhadap saya. Resep yang saya berikan ini telah berhasil kepada beberapa orang sebelum saya dan alhamdulillah cocok dengan saya walaupun pada awalnya saya "underestimate" dan tidak mau mencoba padahal resep ini sudah berkali2 dianjurkan, dan semoga cocok dengan kawan2 lain yang belum memiliki keturunan. Tiga hal yang pasti adalah ikhtiar, doa dan akhirnya tawakal.
Resep sederhana yang telah saya coba adalah ( di kampung halaman saya di Bima NTB ramuan ini lebih dikenal dengan nama "Lo'i Pakombo" ) :
1. Sebelumnya rencanakan dahulu bersama suami, kira2 dalam bulan tersebut hendak berapa kali campur? Misalnya direncanakan hendak 7 kali campur. Maka harus komitmen bersama suami benar2 7 kali.
2. Perhatikan tanggal campur tersebut hendaknya berada pada tanggal2 di antara sepekan sebelum dan setelah hari ke 14 dihitung dari hari pertama haid (termasuk tanggal ke 14 hari karena itu masa ovulasi wanita). Misal, tanggal hari pertama datang bulan adalah tanggal 3, maka tanggal untuk kita rencanakan campur bersama suami adalah yang utama hari ke 14, yaitu tanggal 17. Kemudian 3 hari berikutnya berada pada tanggal2 sepekan sebelum tanggal 17 dan 3 hari berikut berada pada tanggal2 sepekan sesudah tanggal 17 dengan jarak selang satu hari. Jadi total tanggal rencana campur dengan suami apabila 7 kali adalah 11,13,15,17,19,21 dan 23. Maksud selang sehari agar sperma juga bisa matang. Tanggal tersebut dianjurkan untuk ditaati. Tanggal2 selebihnya untuk beristirahat membiarkan pertemuan terjadi dalam rahim dan untuk membantu zigot tetap bertahan pada rahim2 yang kurang kuat.
3. Pada tanggal2 campur tersebut meminum ramuan sbb :
Perempuan : 7 atau 5 ruas temu giring dibersihkan. Kemudian ambil 1/6 bagian kelapa tua, keduanya diparut. Peras parutan tersebut dengan air panas/hangat sampai mencapai kira2 satu gelas belimbing. Tambahkan 1 kuning telur ayam kampung mentah dan sedikit gula. Diminum pagi hari pada tanggal rencana campur dengan suami. Bila 7 kali berarti 7 kali juga meminum ramuan ini.
Laki-laki : 1 kuning telur ayam kampung mentah dicampur dengan 7 butir merica yang telah ditumbuk halus. Apabila ingin ditambahkan madu dipersilahkan, bila tidak pun tidak mengapa. Juga diminum pada pagi hari bersamaan dengan istri yang meminum ramuannya.
4. Bagi yang muslim, sebelum minum dianjurkan untuk membaca niat, syahadat, shalawat nabi dan basmallah.
5. Sebagai catatan, ramuan yang diminum oleh bagian perempuan di atas juga bagus diminum oleh anak2 gadis satu bulan sekali krn membantu rahim tetap sehat, datang bulannya lancar dan tidak sakit.
Demikian resep tradisional yang pernah saya terapkan bersama suami selama 2 bulan dan Alhamdulillah berhasil. Tentunya tidak lupa dibarengi makan makanan sehat bergizi serta berdoa kepada Tuhan karena bagaimanapun seorang anak itu merupakan anugerah yang akan diberikan pada orang2 yang dikehendaki-Nya. Jangan putus asa ya kawan... insyaAllah, semoga kawan2 semua dapat segera mendapatkan kebahagiaan seperti saya. Aamiinn ya rabbal 'aalamiinn.
Sabtu, 12 September 2015
Jiwa
Aku paling cinta pada senja
Ketika semburat warna jingga
Mengintip malu menyapa
Aku paling rindu pada ombak
Ketika riuh suara dan riak
Berlomba berkejaran menyeruak
Aku paling nelangsa pada sepi
Saat ia mencoba datang
Mengusik ketenangan hati
Cinta dan rindu
Adalah satu dalam ingatan
Sedang sepi
Terbelenggu ikut dalam keseharian
Ah...cukuplah aku
Memamah kata
Dalam lembaran
*yani*
Jogja, 12 September 2015
Kamis, 28 Mei 2015
Karena Pendidikan Tak Pandang Usia
Saya tergelitik untuk menulis sebaris dua baris catatan terkait judul diatas berdasarkan pengalaman saya pribadi. Usia saya sudah mencapai kepala 3. Suamipun demikian. Disaat kami sudah mencapai usia pertengahan usia Nabi kami, justru kami sedang semangat2nya menimba ilmu. Suami dengan pascasarjana pertaniaannya dan saya dengan pascasarjana teknik sipil. Walaupun terpisah pulau karena duami melanjutkan di UNHAS Makassar dan saya du UGM Jogja, namun kami dengan semangat mencoba mengasah pikiran kami yang sudah mulai berkarat.
Awal masuk di kampus saya sekarang, awalnya saya mengira akan bertemu dengan kawan2 seusia saya. Seperti halnya suami saya yang rata2 bertemu dengan kawan seusia bahkan tak jarang berusia diatas suami saya. Tapi ternyata semua teman-teman saya berusia jauh lebih muda dari saya dengan rentang usia mulai 6 sampai dengan 10 tahun. Karena saya ragu dapat beradaptasi dengan mereka, maka saya mencoba ikut memalsukan usia ketika ditanya. Saya hanya menjawab angkatan 2008. Dan anehnya mereka percaya, mungkin karna wajah saya yang imut dan bodi saya yang mungil *uhuk.
Terbongkarnya penyamaran saya tak lebih dan tak kurang karena kesalahan saya sendiri. Dimana saat perkenalan dengan dosen, dosen tersebut bercerita bahwa ada dulu ada Dosen dari UGM yang pernah menjabat menjadi Dekan fakultas Teknik di UNRAM NTB asal pendidikan sarjana saya. Saya lalu spontan menjawab ya, karena memang dahulu saya sempat bertemu beliau saat pertama masuk kuliah S1. Sang dosen terkejut, lalu bertanya angkatan berapa? Sebab bila angkatan baru tidak mungkin bertemu karena bapak Dekan tersebut berhenti menjabat di UNRAM pada tahun 1999. Akhirnya terbongkarlah kalau saya angkatan '99 untuk SMA dan 2004 untuk sarjana. Sejak saat itu resmilah predikat "Nyak" disandang karena teman2 tersebut menjadikan saya sebagai sesepuh. Tapi saya bahagia, karena saya juga secara tidak langsung menganggap mereka sebagai adik tak jarang sebagai anak 😂😂😂.
Hmm.. jauhnya rentang pendidikan S1 dengan pendidikan pasca saya ini yaitu sekitar 10 tahun, ternyata berdampak kepada banyak ilmu dan teknologi baru yang belum saya pelajari. Mulai dari program SAP 2000 (tau sendiri dari nama programnya ajah tahun 2000 saya produk 90-an) AutoCAD, ArchiCAD, SketchUP dan sebagainya. Matakuliahnya pun Ajaib... benar-benar menguras otak. Termasuk tugas-tugasnya. 😢😢.
Awalnya saya sempat down dan tidak percaya diri namun saya srgera bertekad harus belajar biar bisa biar tau. Dan Alhamdulillah saya kini sangat menikmatinya. Apalagi ilmu2 tersebut inshaAllah akan sangat berguna dan dapat diterapkan dalam pekerjaan saya kelak. Walau dengan susah payah namun seperti halnya pepatah air dapat melubangi batu jika mengalir terus menerus, pisau yang tumpul bisa menjadi tajam jika diasah terus menerus, begitu pula dengan otak kita. Lama kelamaan ilmu tersebut akan diadopsinya menjadi filamen2 dan dianggap sebagai bagian dari otak itu sendiri. 😂😂.
Walaupun akhirnya cerita saya melenceng dari judul diatas, namun yang pasti saya ingin mengatakan bahwa menimba ilmu itu jangan sampai terhalang usia, menimba ilmu harus kita lakukan selama hidup kita. Bukankah kejadian sehari-hari dan pengalaman dalam hidup juga merupakan ilmu bagi diri kita untuk dapat lebih baik lagi di masa depan?. Banyak yang sudah tua tapi tidak malu untuk masuk kuliah lagi. Ikut paket C lagi. Dan sebagainya. Itu karena orang2 tersebut sadar akan perlunya pendidikan dalam hidup mereka. So, mengapa tidak bagi yang masih berusia muda, ayo manfaatkan hidupmu dengan belajar dan menimba ilmu karena kelak akan berguna dalam hidupmu seterusnya. Masa kalah sama yang Tua? Ya nggak?
*buah pemikiran dan tulisan yang tercipta di waktu luang diJogja 141115
Senin, 06 April 2015
Puisi ibu
"Ibu"
Tiga Puluh Dua tahun yang lalu aku kau lahirkan
Tiga Puluh Dua Tahun yang lalu tangisku kau dengarkan
Susah payah kau relakan waktumu demi menenangkanku
Hingga dirimu sendiripun tidak kau pedulikan
Duhai Ibu...
Selama waktu usiaku ini pula telah kau bersabar
Menghadapi sikapku yg terkadang menjengkelkan
Dan terkadang mengecewakan
Duhai Umi...
Cintaku kepadamu tak sebesar cintamu kepadaku
Pengorbananku kepadamu tak semurni pengorbananmu kepadaku
Walaupun bumi dan langit kupersembahkan buatmu
Takkan sanggup membayar segala jasamu kepadaku ibu..
Ibu.. umi ..permata jiwaku
Walau setiap hari merupakan hari ibu buatku
Namun hari ini izinkan aku mengucapkan kepadamu
"Selamat Hari Ibu" umiku tercinta...
Saranghamnida uri omma...♡♡♡♡
Jogja, 22 Des 2014
Buat ibuku tersayang
Dan ibu2 lainnya diseluruh jagad raya